Mau, Tekun, Nekat, Dan Baca
Untuk
Memotivasi Menulis Buku dan Berprestasi
Semenjak mengikuti
kegiatan Menulis bersama Om Jay, Kata-kata menulis, buku, penerbit, ide dan
percetakan selalu melekat dalam otak saya. Seakan pada otak sudah termaping
untuk berusaha menulis dan terus menulis setiap hari.
Pada kesempatan yang
berbahagia ini, Nara Sumber yang hadir berprofesi sebagai Kepala Sekolah.
Beliau adalah Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd. Prestasi yang dimiliki sungguh
luar biasa. Berikut prestasi yang diraih oleh Bapak Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd.,
M.Pd.
1.
Juara
III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004
2.
Juara
III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005
3.
Juara
II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006
4.
Terpilih
sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006
5.
Juara
II Lomba Penulisan Buku tingkat nasional
tahun 2009
6.
Penulis
artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011
7.
Juara
I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011
8.
Juara
I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011
9.
Terpilih
menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013
10.
Juara
Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014
11.
Juara
1 Menulis Legenda Pasuruan 2016
12.
Instruktur
Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015
13.
Narasumber
untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru
14.
Narasumber
penulisan buku tingkat nasional
15.
Narasumber
penyusunan PKB Guru dan KS
16. Penulis
buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius,
Sidogiri Press, dll.
17. Penulis
artikel populer dalam majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah
pada beberapa Jurnal.
18.
Juri
Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun
19.
Koordinator
penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur
1
Materi yang
disampaikan Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd terkait dengan "Memotivasi
Menulis Buku dan Berprestasi" menggunakan dua cara dengan slide/presentasi
dan langsung menggunakan chat/obrolan pada grop. Persoalan yang paling utama
dan sangat melekat pada masing-masing pribadi terkait dengan menulis buku
adalah “Mereka Tidak Mau Menulis” bisa diartikan tidak berbuat. Sebagai guru
ada alasan klasik kenapa tidak menulis yakni pertama, belum menemukan alasan
mengapa harus menulis dan kedua, tidak tahu cara menulis. Lakukanlah trik mau, tekun, nekat, dan baca dalam
menulis niscaya pasti akan berhasil. Mau
artinya berusaha melakukan kegiatan menulis, tekun menulis lakukan secara terus menerus karena kita tau menulis
adalah sebuah keterampilan, nekat , menulislah
dg jelek dan jangan takut salah dan yang terakhir baca yang sudah ditulis.
Selain dengan itu penulis harus didukung Baca,
baca pengetahuan tentang teori menulis dan hal-hal lain yg berhubungan dengan
menulis, yang salah satu sumbernya biasa diperoleh dari buku. Sudah
selayaknyalah kita sebagai guru sedini mungkin harus belajar menulis. Selain
dari identitas dan tugas yang melekat, ada beberapa hal yang bisa diberikan
kepada orang lain dengan menulis bisa berbagi inspirasi, menyuarakan kebenaran
dan menyebarkan ilmu. Bonus lain tentu sebuah popularitas dan Uang atau
royalty.
Mulai hari ini,
ubahlah mainset kita bergeraklah dari
seorang guru menjadi seorang penulis.
Setelah
mempraktekkan ilmu mau, tekun, nekat,
dan baca. Lakukanlah Pendalaman Materi dengan 3 P ( Paper, Parson, Place).
Dengan didasari Paper ( mengumpulkan
literature) kita akan bisa menentukan jenis buku yang mau di tulis. Sebagai
langkah awal Bisa dimulai dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen.
Lanjut ke buku umum, atau buku-buku motivasi
dan buku pelajaran. Berikutnya buatlah kerangka buku. Person banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti dengan
apa yang akan kita tulis. Place,
mendatangi tempat yg akan kita tulis. Setelah buku sempurna telah dibuat,
langkah terakhir terbitkanlah buku. Ada dua cara yang kita bisa lakukan dalam
menerbitkan buku, semua itu tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Menerbitkan buku dengan Major Publishing atau Self Publishing. Beliau
menawarkan Untuk penerbitannya bisa melalui PB PGRI atau lewat pak imron atau
lainnya (selengkapnya akan ditampilkan pada tanyangan slide).
pemaparan materi
dari Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd telah usai, sesi pertanyaan dibuka untuk
peserta pelatihan menulis. Berikut beberpa pertanyaan yang masuk dalam grop WA
:
Bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik,
kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka
membaca buku, lebih menyukai youtube.
Mengapa seseorang bisa dg lancar berbicarA. Setiap
bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tp ketika menulis? Padahal keduanya
sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.
Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang
peradabannya sdh seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku.
Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya
menulis hal-hal yg saat ini sudah hit. Mungkin tulisan ttg kiat belajar di
rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yg berisi
pengalaman orang2 sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba
saka ibu. Jangan tajut jelek dan tdk laku.
Dari kecil saya suka membaca dan menulis dan slalu
terputus ditengah jalan, karena slalu
mencari alasan dan slalu ada alasan itu,
salah satu nya adalah aturan pembuatan tulisan yang di paparkan bapak
dalam ppt, mohon di jelaskan lebih
spesifik lagi karena saya slalu tergerak tetapi tidak bisa menulis... Terima
kasih atas bantuannya pemahamannya
Begini. Antara otak kita yg berjalan lancar dg tangan
kita yg mengetik, jauh lebih cepat otak kita.
Waktu menulis anggaplah sdg berbicara. Kalau ada yg
salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik.
Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah.
Setelah dianggap selesai, mungkin 4 sd 6 paragrag paragraf. Dibaca lagi sambil
membenahi yg salah.
Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena
kurangnya motivasi dlm.menulis. kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi
hrsnya sekali duduk. Malanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita ttg apa
yg akan ditulis.
1.Passion saya lebih ke buku non fiksi, karena pernah
membuat karya fiksi, hasilnya terlihat sangat sinetron sekali pak,,Di buku non
fiksi, apakah daftar pustaka disematkan juga dalam isi buku, ataukah cukup di
sematkan di bagian daftar pustaka saja? Seperti ketika kita membuat artikel
ilmiah.2. Biasanya untuk terbitan pertama, penerbit akan mencetak bukunya
sejumlah berapa eksemplar pak? 3. Untuk di buku antologi itu kan berarti buku
keroyokan dari banyak penulis, untuk pemberian sistem royaltinya bagaimana?4.
Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke penerbit mana ya pak kita dapat menawarkan
buku kita?
1.
Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dg
diberi footnote
2.
Tergantung prediksi penerbit. Maaf, buku saya yg akan
diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5rb eks. Kalau
menerbitkan sendiri 5 eks bisa, 100 juga bisa
3.
Biasanya penerbit major tdk menerbitkan buku antologi yg
royoan
4.
Sbg penulis pemula, ke penernit indie atau menerbitkan
sendiri dulu. Artinya dg biaya sendiri..nanti kalau dirasa tulisan kita bagus,
baru kirim le major. Ingat lihat visi penerbit
Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat kita untuk
kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis buku itu apa pak?
Seorang penulis itu hrs selalu mempersejatai dg sebuah
pena. Sekarang bisa dg hp untuk mencatat ide yg muncul tiba2. Tdk boleh
ditunda.
Selain motivasi terdapat juga passion dalam menulis.
Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan keduanya.
Tentunya setiap orang berbeda. Gairah dan motivasi
keduanya sijoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi aku hrs nukis agar siswaku
bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika
tukisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan menulis.
Bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau
paragraf?
Paragraf itu gabungan kalimat yg koheren atau padu. Ada
3 cara agar padu, 1. Mengulang kata yg sebelumnya disebutkan, 2. Mengganti dg
kata lain yg sama maknanya, dan 3. Memberi konjungsi antarkalimat. Paragraf itu
terdiri atas 3 sd 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dg 2 kalimat penjelas.
Paragraf bisa dimulai dr kalimat utama, yaitu kalimat yg
perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan
banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dr kalimat tersebut. Jd
berakhir apabila dianggap penjelasnya sdh cukup. Usahakan maksimal 5 kalimat
Sejak kapan Bapak mulai menulis buku? Bagaimana Bapak mengatasi
jika Bapak sedang banyak urusan/kegiatan/acara dan jg harus meluangkan waktu
untuk menulis?
Saya menulis sebenarnya baru masuk menjadi mahasiswa
jurusan bhs Ind dan mengikuti kegiatan HMP Himpunan mahasiswa penulis. Banyak
menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus.
Sejak menjadi guru 1989, pd tahun 1990 baru ada 1 buku
yg terbit. Itu karena motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu
itubdia bilang, mana ada guru D3 tukisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu
buku saya diterbitkan oleh penerbit YA3 malang dan mulai saat itulah gairah
menulis muncul.
Penulis itu hrs mau mebgorbankan waktu. Selain saya
sekarang jd kepala sekolah, saya juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1
perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Kapan menulis. Setiap
malam dan setiap ada waktu luang. Hrs ada waktu wajib, misal malam hari jam
berapa sd berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi
penulis.
Jika ingin menerbitkan buku di penerbit mayor harus
faham visi misi penerbit. Mohon mengupas beberapa penerbit beserta karakteristik
tulisan yang diterima. Untuk kenaikan pangkat . Buku kumpulan puisi dan cerpen karya sendiri, masing2 buku isi berapa. Untuk bisa dinilai.
Untuk bisa ke major, usahakan kita sdh terkenal dulu.
Untuk mengetahuinya bagaimans? Buka google, ketik nama dan asal. Kalau ada
berarti sdh terkenal. Untuk mengetahui visi misinya ya buka google. Atau yg
paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yg selaras dg buku yg anda tulis.
Nah. Kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke balai pustaka misalnya, ya
korim.ke.mizan. kha gitu. Lihat di buku 4. Kalau puisi lebih dr 20 nilai 2,
kalai lebih dr 40 nilai 4. Kalau cerpen lebih dr 10 nilai 2 dan kalau lebih dr
20 nilai 4.
Untuk saat ini, saat karakter anak jauh berbeda dengan
zaman dulu. Buku apa yang sebaiknya kita tulis yang bisa jadi bahan bacaan
siswa sekaligus bisa untuk naik pangkat.
Ya. Tdk bisa kita hindari. Yg penting orientasi kita
menulis adalah untuk berbagi ilmu. Itu dulu. Untuk naik pangkat adalah buku
pendidikan dan pembelajaran dan buku pelajaran. Ini yg bisa dinilai
Karya Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd
Motivasilah diri untuk
menulis buku, terapkan kiat Mau, Tekun, Nekat, Dan Baca. Jangan hanya menjadi
seorang guru, Ubahlah mainset diri dari guru menjadi penulis. Terapkan 3P dalam
pendalaman kita dalam menulis (paper,person,place). Tunjukkanlah prestasi
dengan karya buku dan jadikan penilaian
negatif sebagai cambuk untuk membuktikan bahwa tulisan selanjutnya akan lebih
bagus.
Peresume : Komang Elik
Mahayani (elle.mahayani@gmail.com)
Mantul
ReplyDeleteSemangattt
DeleteBagus Bu ...
ReplyDeleteAyokk pak mana tulisannya?
DeleteCepatnya.. mantap
ReplyDeleteTerimakasih pak...semangat
Deletemantap hasilnya
ReplyDeleteSemangat pak
DeleteMntappp pak saluut luar biasa
ReplyDeleteNggih suksma pak...tyg dr Bali ring Jembrana pak
DeleteManatap pertama tayang resumnya... www.sarastiana.com
ReplyDeleteSemangat pak
Deletemantap baru lihat WA
ReplyDeleteSemnagt menulis pak hehe...baru belajar
DeleteKeren, langsung submit and lengkap
ReplyDeleteTerimakasih Bu Nani, tulisan ibu sungguh menginspirasi
DeleteTerimakasih pak...semangat menulis
ReplyDeleteluar biasa...keren
ReplyDelete