Terbitkan Bukumu, Catatkan
Sejarah
Siapa sih yang tidak ingin
dikenang??? Bingung bagaimana cara agar kita bisa dikenang sepanjang masa? Kali
ini kita akan mendapatkan tips dan trik dari Nara Sumber yang hadir pada
Pelatihan Kegiatan Menulis yang diselenggarakan oleh Om Jay. Beliau adalah Farrah
Dina. Dengan umur yang masih muda, beliau memiliki segudang prestasi yakni Penerima
beasiswa dari Kementrian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho) untuk program
Teacher Training (2014), Perwakilan Indonesia dalam program Global Women in
Management di Washington DC, USA (2009), Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian IPB
(2003), Mahasiswa Terbaik Nasional Tingkat II (2002), Mahasiswa Terbaik IPB
(2002). Saat ini Farrah Dina menjabat sebagai Pendiri & Ketua Yayasan
Tangga Edu, aktif sebagai penulis dan sebagai pelatih guru.
Apa yang bisa kita tinggalkan untuk
dikenang?? Dengan Buku. Di dalam buku akan memuat semua pikiran, perasaan yang
bersifat abadi sehingga bisa dikenang sepanjang masa. Terdapat dua persoalan
lain muncul yakni menulis dan menerbitkan buku. Mari kita kupas
dengan cermat. Menulis adalah membuat karya, sebagai penulis tentu karyanya
ingin bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga penulis memerlukan pembaca. Akibat
dari karya yang baik tentu akan menuju ke Penerbitan. Jadikanlah itu sebagai
tantangan menuju ke penerbit yang besar.
Menulis, kemudian
diasah dan bisa di terbitkan dengan sangat baik. Menurut Farrah Dina (4 R ) dalam
menulis :
1.
Renjana
Passions/
Kesukaan. Apapun yang disukai itu jelas tanpa paksaan. Sesuatu yang sangat
menarik, sehingga proses melakukannya itu dengan menyenangkan. Semua tulisan
akan mengalir secara mudah jika sesuai dengan renjana kita. Apabila dalam menulis
menemukan kendala dan kesulitan untuk menuntaskan tulisan secara terus menerus
bisa dipastikan tidak sesuai dengan renjana kita.
2.
Rutin
Tidak
hanya rutin menulis, rutin membaca. Dengan banyak membaca akan bayak menimbulkan
ide untuk menulis. Bedakan antara kosakata membaca dan menulis. Sesuaikan genre
yang ditulis dengan genre yang dibaca. Perlu diingat penulis yang hebat
memiliki waktu dan tempat yang khusus untuk menulis.
3.
Review
Lihatlah
kembali apa yang kita tulis. Proses terpanjang adalah pada review. Tahap awal
jika ada ide tulislah dan biarkan mengalir begitu saja. Review penting juga untuk
melihat market kita. Perlu diingat jika kita mereview sendiri, tentu akan beranggapan
karya kita sudah baik, tapi………
4.
Ruang
Bagi Pembaca
Lakukan
review dari pembaca yang akan kita tuju. Ruang pembaca dapat diartikan penulis
memerlukan feed back atau umpan balik dari pembaca ke arah hasil tulisan yang
maksimal. Ruang pembaca hendaknya tidak mempengaruhi jati diri dari seorang
penulis.
Ada
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta dalam kegiatan menulis ini,
berikut pertanyaan dan jawaban dari Farrah Dina :
Apakah kita harus melalui tahapan 4R
itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?
Tidak selalu seperti itu. Ini
dirangkum dari pengalaman-pengalaman penulis yang hebat, yang sudah menerbitkan
banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yangg betul-betul sesuai degan
renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita
dipusingkan dengan editing & lain-lainnya yang nanti justru akan menghambat
jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan
ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah
awalnya. Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis
adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga. Tapi jangan
sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti
tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis.
Bagaimana teknis / langkah mengubah
tulisan dr best practice menjadi tulisan populer?
Banyak buku-buku yang sekarang
best seller adalah buku-buku ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer
tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh
buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini yang
saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu
"jawabannya" dengan sedikit-sedikit memasukkan teori-teori pendukung.
Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga
ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat
populer (maaf yang terbayang saat ini buku-buku terjemahan), seperti: Good to
Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin
(pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me
(praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan
"voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan
memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.
Sebagai
pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita
mengetahui passion kita dengan mudah.
Tidak sedikit orang
yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal
sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh
waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan
kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman
ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi
renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang
menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah
renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana
tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Menanyakan tentang
pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita
lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita boleh tidak.
Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu.
Boleh sekali memasukkan
imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak.
Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot,
itu adalah imajinasi.
Yang tidak boleh adalah
takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan
dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda
asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam
bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak
berlebihan.
Apa yang ibu lakukan sehingga dapat menemukan passion ibu yaitu menulis buku
anak?
Saya menemukan renjana
saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang yang di mana mereka
sangat serius memikirkan buku anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini
juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali
ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan
buku2 dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan
ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan
yang ada.
Selanjutnya saya juga
melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang
dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu
biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku
berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan
itulah passion saya. Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk terus menulis
genre lain.
Karena rutinnya saya
menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah.
Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk
mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas
akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan
research plan yg sy buat, sy bs diterima di univ di jepang.
Apa yang melatarbelakangi ibu
mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis
Yang menjadi motivasi saya adalah
bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri Indonesia tercinta ini.
Bagaimana memanage 4 R ini agar
menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
LAKUKAN... itu kunci utamanya pak...
Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang
perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu
dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat
terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review
berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak
akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis
Apakah seorang penulis harus fokus
pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya betul-betul baik...dan memang
ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi
dn non fiksi) secara bersamaan?
Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang
mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat
menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan
jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk
terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan
terhmbat, Tulislah sesuatu yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin
disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya, kita menyesuaikan diri
dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan.
Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca... Ini yang
nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi
kekuatan utama kita. Semangat menulis
Ada 4 R, salah satunya adalah
Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan mengapa ibuk
letakkan di poin paling atas?
Renjana adalah passion, ketertarikan
kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan
senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi
kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu
yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun
akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita
sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah
berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai menulis berbagai hal.
Bagaimana caranya agar dapat menerima
tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca? Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah
menjadi penulisan populer?
menerima tanggapan negatif memang
tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati
diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu
sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama
seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu
perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian
"keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau
tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn
persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika tidak sukanya karena
"persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang
sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu
diperbaik.
Pertanyaan saya kalau saya merasa
renjana (passion) saya membuat buku
pelajan fisika. Apakah berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj?
Krn sy kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba
menulis artikel dll.
Untuk tahap pertama maka sebaiknya pilih
buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita
terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba
buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer)
dan berkreasilah dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada
jawaban pertanyaan kedelapan.
Sebelum menentukan R(uang) pembaca
apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu,
bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Pada tahap awal kita menulis maka
sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan.
Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita
itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis
berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya.
Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka
kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita
minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.
Jika kita ingin
dikenang sepanjang masa, ciptakanlah karya berupa buku. Namun ingat, dibalik
buku dari penerbit yang besar ada penulis sejati. Dibalik penulis sejati ada
tulisan yang luar biasa. Tulislah terus dan terus dengan mengingat 4R.
Peresume : Komang Elik Mahayani
(elle.mahayani@gmail.com)
Mantab Bu. Lengkap skl.
ReplyDeleteTerima kaish. Mari kita belajar menulis cerita anak
ReplyDeleteSiap Om Jay
DeleteOk sekali, merangkai kata pembuka, sukses selalu Bu Elly
ReplyDeleteSukses
ReplyDeleteSukses bu
ReplyDelete