Friday, 19 June 2020

Mengenal Tulisan Non Fiksi Bersama Siska Distiana


Mengenal Tulisan Non Fiksi Bersama Siska Distiana


Jumat malam, 19 Juni 2020. Bertemu dalam kegiatan menulis bersama Om Jay. Pada kesempatan kali ini hadir nara sumber yang mumpuni terkait dengan tulisan non fiksi. Beliau adalah Siska Distiana. Lahir di Klaten, 12 Desember 1985.

Dalam sapaan pembuka Ibu Siska ada satu hal yang perlu dijadikan pelajaran berharga. Pernyataan beliau yang mengutip dari konteks agama islam, “ikatlah ilmu dengan tulisan”. Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya dari menulis. Dengan menulis bisa memupuk manajemen pengetahun (knowledge management). Melalui tulisan bisa mencatat jejak langkah kita, mengisahkan hidup kita. Tulisan sama halnya dengan ide dan gagasan kita, ide yang kita punya bisa dipatenkan melalui tulisan.

Sedikit tips yang diberikan Ibu Siska Distiana persiapan membuat sebuah tulisan yakni :
a.  Mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran.
Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. Tujuannya agar tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan.
b. Membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". Susun untuk di letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.
c.   Mengendapkan dulu tulisan
Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan untuk mengistirahatkan otak.
d.  Baca lagi tulisan
Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. lakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu.
e.  Serahkan tulisan saya ke editor

Masuk ke pemaparan utama terkait dengan tulisan non fiksi. Menurut KBBI, Non fiksi diartikan yang tidak bersifat fiksi tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Non fiksi merupakan karya informatif. Dalam non fiksi penulis bertanggung jawab atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikan.

Ragam Karya Non Fiksi yang didiskusikan pada malam hari ini yakni Berita, Esai, Catatan Perjalanan, Artikel Informatif dan Best Practice. Kelima ragam non fiksi ini lebih bersifat ringan dan bisa ditulis dengan cepat, prosesnya lebih mudah dan lebih popular untuk dijadikan buku. Mari kita simak lebih detailnya :

1.   Berita
Menurut KBBI, berita dapat diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat.
Dalam berita ada 2 teknik penulisannya yakni Hard News dengan karakteristik yang to the point, ditulis tidak dengan bertele-tele, bersifat lugas dan singkat. Dalam hard news penulisannya tidak menggunakan Bahasa-bahasa khiasan.  Feature sebuah artikel kreatif. Gaya penulisan dengan bercerita. Lebih banyak menggunakan Bahasa khiasan. Selain ada sisi informatif bersifat menghibur.
Cara menulis berita yang baik yakni Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.
Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca.Jadi, makin banyak membaca berita, maka akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita.

2.   Esai
Karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Lumrahnya dikenal dengan istilah opini.
Nara sumber memberikan contoh tulisan esai yang dibuat di kompasiana. Topik yang diangkat adalah film India. Dari film tersebut ditulis kembali menurut sudut pandang penulis. Mengambil hikmah dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut cuplikan tulisan Ibu Siska

3.   Catatan Perjalanan
Tulisan tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut. Salah satu contohnya ulasan mengenai tempat yang dikunjungi, budaya daerah, makanan khas dan lain-lain. Biasanya tulisan ini sering dibuat oleh travel blogger.
Contoh model catatan perjalanan 

4.   Artikel Informatif
Tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal. Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca. Untuk artikel informatif isinya murni informasi tentang suatu topik/objek. Dalam Bahasa popular sering pula disebut denganartikel feature.

5.   Best Practice
Tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidik.


Sesi Tanya Jawab :

Kenapa ibu memilih menulis bukan di blog?
Pertama, alhamdulillah sampai saat ini masih banyak yang order jasa penulisan maupun editing Bu, sehingga waktu saya saat ini terpakai untuk itu dulu. Jujur sudah cukup lama saya tidak menulis untuk diri saya sendiri. semoga segera bisa ya, mohon doanya.
Kedua, saya lebih memilih platform forum seperti Kompasiana (walaupun akun saya sudah lama nggak aktif juga karena alasan pertama tadi), karena kemungkinannya lebih besar untuk tulisan saya terbaca oleh orang lain.

Apa yang menjadi motivasi ibu dalam menulis
Pertama, karena saya senang menulis. Kedua, mengaktifkan otak saya

Tulisan mbak Siska begitu bermutu. Apa langkah langkah atau
Apakah tips atau kiat-kiat untuk untuk menulis Fiksi?
Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat. tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga. Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing". Bapak suka menulis fiksi ya? Monggo mampir ke halaman saya Pak https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/

Slmt malam ibu Siska,penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran informasi,yg saya tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung jawabkan kebenaran itu,kalau perlu bagaimana proses nya?
Tentang surat keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa. Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/

Setelah mengenal ragam tulisan non fiksi. Berfikirlah sejenak. Berbekal keilmuan, wawasan, pengetahuan dan kepakaran yang kita miliki. Aplikasikan dengan mulailah menulis. Tuangkan ide, peristiwa, jejak perjalanan, informasi, masalah disekitar ke dalam sebuah tulisan. Pilihlah model tulisan non fiksi yang dianggap sesuai. Dalam proses menulis harus dibarengi dengan membaca. Dua hal ini bergerak berbanding lurus. Maka, jangan tunda untuk memulai.

Peresume Komang Elik Mahayani (elle.mahayani@gmail.com)

5 comments: