Saturday 6 June 2020

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku


Terinspirasi dari buku dengan judul “ Menulis Sangat Mudah” karya Ersis (Kang Ewa) yang dilihat di toko buku. Dari itu titik mula Ibu Sri mulai menulis. Ada motivasi tinggi dan keyakinan dalam diri Ibu Sri untuk menulis.



Selamat malam selamat bersua kembali. Mudah mudahan bapak ibu dalam keadaan sehat tentunya. Tapi tolong DJTIS terimakasih. Malam ini grup sengaja di buka bebas. disiplin jujur tulus ikhlas dan sabar. Itu Sapaan pertama nara sumber yang hadir dalam kegiatan menulis bersama Om Jay. Beliau akan berbagi pengalaman menerbitkan buku.

Terlahir dengan nama Sri Sugiastuti,  8 April 1961. Merasa terlambat belajar menulis. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jakarta sejak usia 1 tahun hingga lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS setelah lulus mengajar di Jakarta hingga ahun 1990. Cinta dan tanggungjawabnya pada keluarga membawanya  hijrah ke Solo sejak tahun 1990 hingga saat ini. Ia kuliah S2 jurusan Pengkajian Bahasa Inggris yang linier dengan jurusan yang diambilnya di S1.UNS.

“Siap bu Siapa Takut”, berbekal kata itu.  Semangat yang membawa Ibu Sri untuk terjun dan bergabung dalam Tim Penyusun Buku SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK. Buku diterbitkan oleh Penerbit Mayor. Penerbit Erlangga. Tahun 2010 terbit buku itu. Ada rasa kepuasan tersendiri dalam diri beliau. Puas akan hasil karya dan mendapatkan royalti dari pembuatan buku tersebut. Proses penjualan buku laku dipasaran. Peminatnya semakin banyak karena buku beredar tingkat nasional. Proses revisi Buku Ajar dilakukan. Ibu Sri menggunakan pendapatan royalti buku untuk terus meningkatkan kemampuan menulisnya.

Adapun jenis buku lain yang dibuat Ibu Sri. Kali ini Ibu Sri ikut menulis di Buku Antologi. Kurang lebih sudah 25 buku antologi yang dibuat. Banyak hal yang bisa diperlajari dari pembuatan buku Antologi. Kita mampu mengkarakteristikkan tulisan kita sendiri. Mengetahui gaya tulisan teman lain dalam buku antologi itu. Tahun 2010 juga berbarengan terbit buku antologi “ Diary Ketika Buah Hati Sakit”. Naskahnya sebagai pemenang ke 3.  Buku kroyokan lainnya bersama Kompasianer tahun 2014 “25 Kompasianers Merawat Indonesia” dalam rangka hari Kartini. Satu lagi berjudul “ Indonesia Satu “ penerbitnya Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move on, Go to 2020, dan Move on. 

Selain menulis di penerbit mayor, Ibu Sri mencoba merambah ke penerbit indie. Kekonsistenan Ibu Sri menulis sungguh luar biasa. Beliau menulis di kompasiana. Tulisan terkumpul sampai 418 Halaman. Buku itu berkisah dari perkenalan Ibu dan Ayah ( Orang Tua) dari Ibu Sri, Perjalanan Ibu Sri sampai umur 50 tahun. Banyak peristiwa yang mampu diceritakan. Nama Penulis digunakan dengan nama pena. Astutiana Mujino. Novel Hidayah “ Kugelar Sajadah Cinta” penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit Indie Goresan Pena  Cirebon.

Tahun 2013 terbit 3 bukunya. 1 buku Parenting berjudul “Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” penerbit Mitra widyawacana Jakarta. Tahun 2015 Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK edisi baru, penerbit Erlangga. Tahun 2016 buku “ The Stories Cakes For Beloved Moms’ penerbit Indie Oksana dan tahun 2017 buku “ The Stories of wonder Women’ Penerbit Mediaguru. Tipuan Asmara (Novel), Wow Engish is So Easy Kids, Perempuan Terbungkas, (Novel) Catatan Religi Bu Kanjeng(Motivasi), Merawat Harapan (Parenting), The Power of Mother’s Prayer (Parenting) Masuk Surga Karena Anak (Parenting)

Kesehariannya ia mengajar, pegiat Literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, Blogger, Komunitas berbagai kepenulisan baik online maupun offline, salah satunya aktif di blog Gurusiana dan Komunitas sejuta guru ngeblog. Pegiat Literasi Nusantara  dan Duta Bunda Baca Soloraya.

Penulis memiliki 4 orang anak dan suami siaga yang selalu mendukung segala kiprah istrinya yang positif. Penulis bisa dihubungi di astutianamudjono@gmail.com , www.srisugiastutipln.com Akun FB Astutiana. M,@Astutiana.M. IG. Astutianamudjono. Atau WA 089692593804.

Sesi Tanya Jawab

Sangat menarik sekali pengalaman ibu berproses menjadi seorang penulis di saat usia makin jelita (jelang 50 thn maksudnya). Saya ingin bertanya kesulitan terbesar ibu selama menulis itu apa?
Awalnya ada di waktu juga kdg tidak konsisten. Semus itu bisa dilawan saat kita mengubah mindset kita. Jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban.

Ibu sri yg hebat. Saya tergugah mendengar pemaparan ibu, perjalanan ibu dari awal menulis sampai menjadi penulis handal seperti yg ibu katakan tadi. Ada buku fiksi, fakta, antologi..maaf bu saya belum paham, mohon penjelasan ibu ttg fiksi, antologi.
Fakta bisa berupa true story kisah nyata. Fiksi bukan fakta tetapi hasil karangan. Antologi kumpulan beberapa tulisan dengan satu tema yang ditulis kroyokan.

Kemampuan seseorang pasti berbeda ada yang memiliki kemampuan membuat buku ajar, buku fiksi, atau nonfiksi, namun jika seseorang itu hanya mampu membuat pantun atau puisi bagaimana caranya agar buku itu bisa dilirik pembaca dan akhirnya mau menikmati alias mau membeli? Bagaimana caranya agar bisa berkonsentrasi untuk menulis ?
Jangan khawatir pantun atau puisi bisa jadi satu buku asal mencapai 60 hal masuk dalam buku karya inovatif. Caranya agar bisa berkonsentrasi untuk menulis dengan mengubah mindset bergaul dgn   pegiat literasi.  Ikuti saran omjay menulislah tiap hari. Untuk waktunya ibu yang lebih paham kapan waktu yang nyaman untuk menulis.

Apa yang harus dilakukan pertama kali ingin menulis buku?
Pertama punya ide. Lalu buat outlinenya, apa saja yang mau ditulis biar  terpola tidak ngelantur kemana mana.

Butuh berapa lama Ibu menulis buku yang  pertama sampai diterbitkan?
Tergantung jenis buku, kalau buku non fiksi lebih cepat karena ada referensi dan kadang ada Dead Line harus cepat. Kalau fiksi juga tergantung bisa cepat bisa lama. Yang penting punya komitmen dari hati dan punya target kapan selesai.

Apakah ada trik2 jitu supaya ide yang kita tuangkan bisa diterima oleh masyarakat umum?
Tentukan dulu apa yg mau ditulis dan tulislah apa yang disukai dan kuasai

Mengenal ilmu tak memandang usia. Dengan semangat dan motivasi tinggi ilmu akan didapat. Meniru Ibu Sri Sugiastuti, umur tidak menyurutkan untuk menulis. Banyak keuntungan yang didapat beliau dari menulis.

8 comments: