Monday, 4 January 2021

Makan Harusnya Hati-Hati

 

       Waktu itu saya masih menjadi mahasiswa S1 di salah satu universitas di Yogyakarta. Tidak hanya sibuk belajar, saya yang doyan kuliner sengaja untuk mencicipi nikmatnya kuliner di Yogyakarta. Jadah Tempe, Tempe Mendoan, Gugeg, SGPC dan masih banyak lagi. Menuliskan saja saat ini sudah membuat saliva keluar. Memang semua itu sungguh nikmat.

          Bukan hanya kuliner khas Yogyakarta saja yang saya cicipi, terkadang saya yang asli Orang Bali rindu juga makanan khas Bali. Lawar, mmmmm itu benar-benar enak. Cusss….segeralah saya menuju Rumah Makan Favorit saya jikalau rindu pulang. Saya makan bersama teman. Semangat menikmati lawar, kami duduk dan makanan sudah ada di depan mata. Suguhan terlihat lezat, sepiring nasi putih, piring-piring kecil yang berisikan sayur, lawar, daging makin menggugah selera. *maaf ya mungkin yang membacapun ikut menelan saliva atau bisa juga perut ikut keroncingan.

          Saatnya makan. Sendok dan garpu sudah memposisikan diri. Piring nasi dan lawar dan teman-temannya sudah berposisi berdampingan. Sesuap demi sesuap masuk ke mulut, mmmm….mantap benar. Suapan semakin ngebut, yaa karena enak dan lapar juga ya. Krekk…tiba-tiba pertengahan suapan saya merasakan pahit, kunyahan langsung terhenti. Mulai berpikir apa yang saya kunyah ini, rasanya sungguh tak enak pahit. Ehhh… ternyata setelah saya keluarkan dari mulut, saya menggigit jeruk limau/jeruk sambal. Kontak saja teman saya tertawa melihat saya dan berkata “kalau makan itu harus hati-hati, jangan hanya lop masuk ke mulut, liat dulu”. Saya hanya manggut saja sambil meminum air untuk menghilangkan rasa pahit akan jeruk limau tersebut.

 

#pentigraf

0 comments:

Post a Comment