Pahitnya perkataan Guruku sewaktu SMA membuatku menjadi seperti sekarang. Karena prediksi yang guruku lontarkan dulu membuat diriku semakin semangat belajar dan membuktikan bahwa semua itu salah.
Keyakinan guruku berbuah pahit, diriku bisa menjalani profesi ini.
Kalimat di atas tentu
pernah kita rasakan sewaktu dulu menjadi siswa. Kata-kata pedas, kritikan,
bahkan prediksi ke depan kita menjadi apa sering dilontarkan oleh guru kita
dulu. Sebagai siswa, siapa yang tidak berang mendengar hal itu? Apakah perkataan
tersebut hanya sambil lalu saja dilontar oleh guru kita? Penulis sendiri
berasumsi tidak. Reaksi itu datang dari sebuah aksi. Ketika seorang murid
bertindak tidak semestinya maka sewajarnya guru akan membimbing dan mengarahkan
ke jalan yang benar. Tapi, apa yang terjadi jika aksi itu dilakukan
berkali-kali, kritikan pedas dan prediksi masa depan kita nanti bisa diterawang
jelas oleh guru kita.
Sang inspiratif menurutku tak selamanya berhati peri. Jika
dilihat, idealnya secara umum guru inspiratif menyenangkan bagi siswanya, luwes,
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, dan kreatif bagi siswa.
Namun, inilah sisi lain guru. Jika dimaknai lebih dalam akan berefek yang luar biasa.
Dengan kata pedas, kritik yang tajam, ataupun menerawang kesuraman masa depan
kita hanyalah salah satu cara mengubah perilaku lemah pada siswa.
Berbeda
lagi jika dilihat dari sudut pandang siswa, apa yang telah dilakukan oleh guru
pasti menimbulkan rasa dendam yang mendalam. Mungkin bisa jadi murid tersebut
akan secara langsung membenci guru itu. Menurut penulis itu sah-sah saja dan
sangat manusiawi. Namun perlu diingat, semua perkataan dari guru akan menjadi
kenyataan jika siswa tersebut tetap dalam zona lama. Maka dari itu, berubahlah!
Jadikan semua itu sebagai cambuk semangat untuk memperbaiki diri kearah yang
lebih baik.
Menuju perubahan pasti memerlukan sebuah proses. Itulah
yang harus dilakukan siswa. Setiap individi pasti memiliki progress yang
berbeda tergantung dari usaha dan niat. Kejadiian ini pernah dialami langsung
oleh penulis. Dikala SMA dulu salah seorang guru sempat memberikan cuitan
kepadanya disaat mengerjakan tugas di depan kelas. Karena tulisan yang tidak
beraturan dan tidak terstruktur hal tersebut menimbulkan komentar guru.
“Tulisan mencerminkan kepribadian” itu ucap beliau. Seketika itu timbul
perasaan marah dan kesal, tapi jika dilihat sisi positifnya cuitan itu
memberikan ingatan yang kuat agar kita bisa mengerjakan apapun dengan rapi.
Kejadian yang lebih viral lagi dan sempat diunggah pada
medsos. Pemilik akun twitter Abam yang mengunggah status “Tweet ini saya
dedikasikan untuk Bu Titiek, guru BK yg bilang saya gabakal masuk PTN; maaf
saya cumlaude.” (https://twitter.com/palingmahir) Entah kenakalan apa yang
terdahulu dilakukan oleh Abam yang menyebabkan muncul reaksi Guru BK yang
memvonis masa depannya. Sisi baiknya cuitan itu digunakan Abam sebagai motivasi
dan semangat untuk membuktikan bahwa cuitan itu salah. Mungkin masih banyak
cerita dan pengalaman siswa yang lain terkait dengan cuitan/perkataan kasar
yang diutarakan oleh guru karena sikap yang kita lakukan.
Terkadang kesuksesan bisa terbukti dari sebuah perbuatan
yang tidak selalu halus. Guru inspirasi bisa hadir tidak semata-mata dalam
keadaan yang baik. Satu hal yang perlu diingat, bijaklah diri untuk memaknai
akan sebuat kejadian. Jadikan sebagai perlawanan positif demi mewujudkan cita.
#AISEI #LombaBlogAISEI #komunitaspendidikIndonesia
Mbak e.. Komang Elly, bagus euy..
ReplyDeleteWahh jadi malu bu
DeleteTulisan ini mengingatkan saya pada Bapak Guru Fisika di Aliyah,dia bilang "gak ada ruginya jadi orang pinter".Thanks pak...gara2 bapak saya jadi guru.
ReplyDeleteGuru kita memang luar biasa ya Bund
DeleteKerenn bu tulisannya. Guru kadang memvonis dan memberi label yg tanpa disadari telah menyakiti hati siswa.Ini juga sbg warning buat saya utk selalu mawas diri. Tulisan yg sangat menginspirasi.
ReplyDeleteAda hikmah dibalik vonisan itu ya Bund
DeleteSaya malah punya pengalaman dr pimpinan yayasan, Bu. Namun, Puji Tuhan, sy berhasil menjadikannya sbgai cambuk motivasi diri.
ReplyDeleteMantap tulisannya jegeg
ReplyDeleteMantap, memang bisa cuitan pedas seorang guru membuat siswa jengah,,,tapi di jaman sekarang cuitan pedas kepada siswa diharapkan tidak terlontar, jika kesal dan sangat2 kesal ungkapkan cuitan dengan bahasa yang positif
ReplyDeleteMantul bu, jd inget guru masing2
ReplyDeletememang perlu waktu untuk berdamai dengan keadaan.
ReplyDeleteluar biasa kisah nyatanya, semoga banyak yg membacanya untuk saling memotivasi.
ReplyDelete