Thursday 9 July 2020

Survive di Era Pandemic Pembelajaran Bagi Guru


Survive di Era Pandemic
Pembelajaran Bagi Guru Bersama Bapak Dadan


           Mampu bertahan dimasa pandemi tidak mudah. Semua aspek dan bidang terkena imbasnya. Begitu juga pada bidang pendidikan. Masa pandemi membuat stress dan tekanan tinggi bagi guru-guru. Kebiasaan melakukan pembelajaran secara langsung. Ada tatap muka antara guru dan siswa. Pertemuan rutin MGMP atau forum guru juga dilakukan secara tatap muka. Namun apa yang terjadi? Pandemi yang sudah menginjak 3 bulan membuat guru-guru bertransformasi dari pembelajaran face to face menuju Distance learning. Tentu tantangan yang dihadapi guru semakin besar. Penggunaan teknologi, pembuatan media, strategi pembelejaran perlu dipikirkan. Perlu adanya perubahan mainset dalam diri guru untuk menuju distance learning. Mampu beradaptasi akan keadaan saat ini. Mampu menerima perubahan kondisi yang terjadi.

          Topik yang diangkat pada perbincangan Bapak Dadan dan AISEI lebih memfokuskan pada guru. Komunitas guru secara online diharapkan mampu memotivasi guru dalam proses distance learning.  Ada beberapa pertanyaan untuk guru dalam proses distance learning :
1.  Apakah guru memiliki pengetahuan yang cukup untuk memfasilitasi distance learning untuk teciptanya pembelajaran yang efektif?

2.    Apakah guru memiliki skill yang cukup terkait pemanfaaan teknologi?
3.    Apakah guru mendapatkan training atau pelatihan terkait pemanfaatan teknologi yang mendukung distance learning?

1
Sudah pasti setiap guru akan memiliki jawaban dan persepsi yang berbeda. Beberapa pertanyaan diatas merupakan isu klasik yang dihadapi semua guru, mari masalah ini kita jadikan tantangan yang harus dicari solusinya.

          Banyak sekali konsep guru digital yang ditawarkan saat ini. Banyak pelatihan/webinar sebagai solusi menuju guru digital. Menurut Bapak dadan “Suksesnya guru sebagai guru digital tidak hanya dilihat pada seberapa banyak bisa menguasai teknologi dalam pembelajaran” . Ada pengetahuan-pengetahuan lain yang harus dikuasi demi teriptanya pembelajaran yang efektif.

          Bapak Dadan memaparkan salah satu website yang digunakan untuk mengukur kemampuan guru digital. The Digital Teacher, silakan dicoba dan dijawab secara jujur. Kita sebagai guru bisa mengukur kemampuan pribadi/profil kita terkait kemampuan digital yang dimiliki. Ada 6 aspek tolak ukur kemampuan digital yang dikuasi yakni the digital word, the digital classroom, the digital teacher, designing learning, delivering learning, evaluating learning. Keuntungannya dari kemampuan dasar yang dmiliki, kita sebagai guru bisa meningkatkan skill yang diperlukan dan sesuai dalam proses pembelajaran kita nanti. Pemilihan webinar secara selektif juga diperlukan sebagai referensi menciptakan pembelajaran yang efektif.

          Tantangan yang dihadapi oleh guru adalah akses. Akses akan kemampuan mengajar, akses mendapatkan informasi, akses tentang regulasi dari pemerintah. Timbul keresahan dan kekhawatiran apabila dari ketiga akses ini guru tidak mengetahuinya. Guru terisolasi akan akses tersebut. Sampai saat ini guru masih mencari pola dan menggali kemampuan mengajarnya untuk menciptakan distance learning yang efektif. Melalui pandemi seolah-olah mempercepat terwujudnya guru di abad 21. Dengan situasi ini mau tidak mau guru harus bersahabat dengan teknologi. Perubahan mainset dari pembelajaran konvensional ke digital. Guru tidak lagi sebaga satu-satunya sumber belajar, guru saat ini sebagai mentor, fasilitator, motivator, dan inspirator bagi siswa.

          Sinergi guru dalam komunitas juga memiliki peranan penting dalam menciptakan distance learning yang efektif. Dari sisi orang tua mengharapkan proses pembelajaran kepada anaknya tetap berlangsung. Tidak hanya tugas yang dijejali kepada anak, proses transfer ilmu dari guru harus tetap berlangsung. Untuk memenuhi hal tersebut, sinergi guru harus dilakukan. Personal Learning Network dan Professional Learning Community saat ini harus lebih dimaksimalkan. Tiada lain bertujuan sebagai wadah guru saling berbagi informasi, saling terkoneksi, melaksanakan mentoring bagi guru-guru lain terkait pemanfaatan teknologi atau strategi mengajar lainnya dan lain-lain. Menciptakan Teacher Capacity Building untuk menciptakan guru yang professional, memberikan informasi, berbagi, dan menginspirasi bagi guru-guru yang berada di daerah pelosok.

          Banyak aplikasi yang bisa digunakan dalam kegiatan Personal Learning Network dan Professional Learning Community yakni WA Grop, Telegram, Facebook, Tweeter, Instagram, atau komunitas berbasis website. Yang menjadi kunci dalam pelaksanaanya adalah konsistensi, ada kontribusi aktif dari peserta dalam komunitas tersebut.

          Survive di Era Pandemic bagi guru sangatlah penting. Banyak webinar atau training online diadakan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital guru. Perubahan mainset sebagai pelopor menuju guru abad 21. Kondisi siswa juga berperan dalam pemilihan teknologi yang digunakan untuk distance learning. Pelaksanaan yang konsisten mampu menciptakaan pola pembelajaran efektif dan menyenangkan antara guru dan siswa.
  
Komang Elik Mahayani, ST

3 comments: