Saturday 30 October 2021

2.1.a.6. Refleksi Terbimbing -Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 2.1.a.6. Refleksi Terbimbing -Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi


Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah mereka lalui serta menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya.

Pertanyaan pemantik untuk sesi pembelajaran ini adalah:

  1. Bagaimana saya dapat melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi secara lebih efektif?

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang lebih mengakomodasi dan mengarahkan pengajaran pada tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar setiap siswa dalam kelas. Tentu dalam pelaksanaanya di kelas seorang guru akan dihadapkan dengan keberanekaragaman akan kesiapan, minat dan profil belajar siswa.  Untuk dapat bisa melalukan praktik pembelajaran berdiferensiasi yang efektif maka langkan awal yang harus dilakukan seorang guru adalah dengan melakukan pemetaan akan tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar salah satunya dengan memberikan asesmen diagnostik diawal pembelajaran. Selanjutnya akan diikuti dengan rencana dan proses pembelajaran berdiferensiasi, hasil output maupun produk dari pembelajaran berdiferensiasi serta tak lupa adanya evaluasi yang berkesinambungan. 

  1. Pendekatan manakah yang seharusnya saya ubahsuaikan?

Tidak bisa dipungkiri dalam proses pembelajaran terkadang guru menjadi pusat pembelajaran, namun dalam proses pembelajaran berdiferensiasi seyogyanya Siswa menjadi penjelajah aktif (active explorer). Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut. Karena beragam kegiatan dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi.

Walaupun terkesan susah disinilah diharapkan guru memiliki berbagai macam strategi dan pendekatan yang akan dilakukan didalam kelas untuk mengubah kebiasaan dari teacher center menjadi student center.

  1. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tentu memerlukan input fakta yang jelas dari siswa,perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi yang jelas, terarah dan terukur. Proses ini tentu akan membuat guru mendapatkan banyak tantangan oleh karena itu diperlukan semangat dan jiwa inovatif guru yang tinggi sesuai dengan peran dan fungsi, visi guru penggerak. Diperlukan kolaborasi serta referensi untuk memudahkan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.

Berikut ini adalah pertanyaan Reflektif yang harus Anda jawab:

  1. Dari apa yang sudah Anda pelajari, materi apa yang menurut Anda dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas Anda?

Sebagaimana kita ketahui dikelas tingkat intelektual, bakat, minat, gaya belajar antara satu siswa dengan yang lain tidak semua sama. Namun secara umum yang terjadi dalam proses pembelajaran guru akan memberikan model dan strategi dalam mengajar yang sama dalam satu kelas sehingga menimbulkan masalah bagi siswa apabila minat siswa tidak sesuai dengan strategi ataupun media pembelajaran yang digunakan oleh guru maka siswa tidak akan memberikan respon yang baik dalam pembelajaran. Belum lagi dalam hal kesiapan dan profil siswa  dalam belajar hal itu juga akan berdampak besar pada capaian pembelajaran saat itu.

Untuk mengatasi itu semua maka diperlukan sebuah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid yakni dengan pembelajaran berdiferensiasi. Kebutuhan belajar murid yang harus diakomodir oleh guru yakni kesiapan belajar, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda pada siswa di dalam kelas.

  1. Apa yang menurut Anda sulit untuk diterapkan? Mengapa menurut Anda hal tersebut sulit diterapkan?

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.  Ketiga aspek tersebut adalah Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid dan Profil belajar murid.

Menurut saya inilah yang sangat sulit untuk diterapkan dalam proses pembelajaran berdiferensiasi karena kebutuhan belajar murid merupakan akar permasalahannya. Dengan jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas dalam proses memetakan juga memerlukan waktu dan pengerjaan yang lama untuk mendapatkan keakurasian data dari masing-masing siswa. Perlunya asasmen diagnostik yang mampu memberikan data dari potret masing-masing siswa.

  1. Jika Anda harus menerapkan hal yang sulit tersebut, dukungan Apa yang Anda perlukan? Kemana atau bagaimana Anda akan dapat mengakses dukungan tersebut.

Dalam mendapatkan data akan kebutuhan belajar murid yang akurat guru tidak akan bisa berjalan sendiri dan perlu mendapatkan dukungan dari aset kekuatan yang dimiliki di lingkungan sekolah. Salah satunya di sekolah pasti memiliki data pribadi siswa yang secara berkala Guru BK akan melakukan sebuah asesmen pada siswa. Tidak hanya peran guru BK peran orang tua juga tidak kalah penting sebagai pendidik dilingkungan keluarga yang akan memberikan beberapa informasi terkait kebutuhan belajar anaknya dan tak kalah penting adalah kejujuran dan keterbukaan siswa dalam memberikan informasi akan dirinya untuk mendukung keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi.

0 comments:

Post a Comment