Monday 6 December 2021

A. Komunikasi Asertif

A.    Komunikasi Asertif

Dalam proses berkomunikasi dengan orang lain, tidak selalu apa yang kita harapkan akan berjalan dengan lancar. Ada saja hambatan yang datang dan seringkali hasil komunikasi tersebut tidak dapat memuaskan semua orang. Hal ini dapat terjadi karena sikap berkomunikasi yang berbeda satu sama lain, dan tidak semua orang dapat secara mudah mengungkapkan apa yang ada di benaknya dengan tepat. Kita perlu memahami tipe umum manusia berkomunikasi agar kita dapat memberikan respon yang tepat.

Untuk lebih memahami, simaklah video singkat berikut ini kemudian jawablah pertanyaan reflektif yang disajikan:


Apakah gaya komunikasi Anda? Mengapa Anda berpikir demikian?

Komunikator Asertif karena terkadang dalam permasalahan yang dialami kemarin sewaktu pelaksanaan PJJ. Terkait dengan pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran, langkah yang saya lakukan sebagai guru TIK adalah dengan menjembatani antara keinginan kepala sekolah sebagai pemangku tertinggi terkait pelaksanaan PJJ dan keluh kesah atau pemahaman teknologi yang dimiliki teman sehingga bisa mendapatkan jalan tengah yang maksimal pada saat PJJ berlangsung. Saya berusaha memberikan solusi kepada kepala sekolah terhadap kemampuan teman-teman serta opsi pembelajaran yang ideal bisa dilakukan selama PJJ.

Langkah-langkah yang perlu dipelajari untuk menjadi komunikator yang asertif.

Untuk melakukan komunikasi yang asertif seseorang diharapkan untuk tegas dan selalu bertanggung jawab atas tindakan apa yang dilakukan. jujur  namun tetap menghargai dan menjaga perasaan orang lain

Apakah yang menjadi tantangan Anda dan apa yang perlu diusahakan dari diri Anda agar dapat melakukan komunikasi asertif?

Tantangan yang akan terjadi dalam melakukan komunikasi asertif adalah dikala dalam sebuah komunikasi seseorang dengan komunikasi agresif yang cenderung ingin dominan tanpa mau mempertimbangkan perasaan dan kemampuan orang lain, Komunikasi pasif dimana Sikap pasif yang cenderung tanpa mau melakukan sanggahan atas keputusan yang dilakukan.  Sehingga perlu adanya sebuah usaha untuk menjembatani antara agresif dan pasif demi terciptanya win win solution atau keputusan yang baik kepada semua pihak.  Memberikan pernyataan yang tegas serta solusi dari sebuah permasalahan, Percaya diri dalam mengungkapkan pernyataan tersebut dan arah pembicaraan yang terkontrol

Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Kualitas hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan orang lain.

 Ketika melakukan kegiatan coaching, sebagai seorang coach kita biasanya menghendaki adanya hasil yang dicapai, namun ada kalanya coachee kita (murid) merasa tidak suka atau merasa ragu serta tertekan dengan komunikasi yang hendak dibangun. Karenanya, sebuah pemahaman komunikasi asertif perlu dibangun agar timbul rasa percaya dan aman. Ketika rasa aman itu hadir dalam sebuah hubungan coach and coachee, maka coachee akan lebih terbuka dan menerima ajakan kita untuk berkomunikasi. Keselarasan pada tujuan mulai terbangun.

 

Dalam usaha membangun keselarasan berkomunikasi, coach juga perlu belajar menyamakan posisi diri pada saat coaching berlangsung. Beberapa tips singkat yang dapat seorang coach lakukan:

1.   Menyamakan kata kunci

 Memperhatikan kata kunci dalam pembicaraan memberikan kesan penerimaan hubungan coach dan coachee. Disini awal keberhasilan coaching sebab coach dan coachee mampu menyesuaikan diri dan membangun relasi.

Kata-kata kunci biasanya merupakan kata-kata yang diulang-ulang atau ditekankan oleh coachee dan ini biasanya terkait dengan nilai kehidupan. Coach dapat menggunakan kata-kata kunci ini untuk membimbing coachee untuk mencapai tujuannya.

Sebagai contoh, jika murid menggunakan bahasa dan istilah kekinian dalam bercerita, kita dapat juga menggunakan istilah yang dipakai ketika kita bertanya untuk mengklarifikasi pernyataannya.

 Percakapan 1

Murid  : “Bu, aku tuh kalau uda masuk kelas Pak Mato, pikiran tuh langsung ambyar..byar byar Bu.”

Guru    : “Oh demikian? Bisa kamu ceritakan ambyar yang bagaimana sehingga kamu sulit konsentrasi belajar di kelas?”

 Percakapan 2

Murid  : “Pak, Timun selalu gitu deh. Lebay banget kalau uda ngomong. Saya makin lama uda gak nyaman mau main sama dia.”

Guru    : “Seberapa kecewanya kamu dengan lebaynya teman yang kamu ceritakan barusan?

 

2.  Menyamakan bahasa tubuh

Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi sebab hal ini dalam menentukan bagaimana rekan bicara kita akan menanggapi dan berhubungan selanjutnya dengan kita. Bahasa tubuh disini meliputi mimik wajah, suara, postur tubuh, ataupun gerakan tubuh lainnya.

Coach dapat memberikan tanda setuju secara tidak langsung pada apa yang disampaikan coachee dengan senyum atau dengan anggukan. Jika coachee kita sedang bersandar ke lengan kursi misalnya, coach juga dapat mengikuti gerakannya. Ketika coachee sedang bersemangat bercerita dan mencondongkan tubuhnya ke depan, kita juga usahakan  mengikutinya. Kegiatan penyamaan ini perlu dilakukan dengan halus dan tidak kentara agar coachee tidak merasa ditiru.

3. Menyelaraskan emosi

Setelah kata dan bahasa tubuh yang kita selaraskan, emosi pun perlu kita usahakan untuk diselaraskan, terutama ketika coachee mengucapkan hal-hal yang emosional. Hal ini akan membuat coachee merasa coach-nya ada pada pihaknya dan mengerti perasaannya.

Contoh:

Murid : “Saya sudah gak bisa kerja sama Toni lagi Bu. Dia tidak pernah menerima ide yang saya berikan.”

Guru  : “Ya, Ibu dapat memahami perasaan kamu. Tidak semua orang dapat dengan mudah menerima pendapat orang lain.”

Komunikasi asertif membangun relasi. Relasi baik dan positif yang terbentuk akan menjadi modal utama dalam process coaching.

Setelah mempelajari bagian ini apa pemahaman Anda mengenai makna dari membangun sebuah komunikasi asertif dengan murid?

Dalam membangun sebuah komunikasi asertif dengan murid tidaklah mudah. Proses membangun kualitas hubungan kita dengan siswa menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Sehingga kualitas hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan murid. Untuk membangun hubungan dan komunikasi kita dengan siswa menjadi lebih positif dan nyaman bagi siswa maka sebagai pengajar harus mengetahui beberapa tips yang dilakukan dalam komunikasi asertif yakni menyamakan kata kunci sehingga terjalin komunikasi yang nyambung tidak timpang, menyamakan bahasa tubuh dengan tujuan kita terlihat menanggapi atas komunikasi yang terjadi dan menyelaraskan emosi untuk  mengertikan perasaan yang dialami oleh lawan bicara

Apa dampak yang bisa Anda rasakan?

Sangat bermanfaat dengan tips tersebut jika diterapkan akan sangat membantu dalam proses terciptanya komunikasi asertif dengan murid 

0 comments:

Post a Comment