Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Daoed
Joesoef mengatakan, ketahanan dan kekuatan suatu bangsa terletak pada bidang Pendidikan
(https://edukasi.kompas.com).
Itu menandakan bahwa maju tidaknya sebuah bangsa terletak dari kualitas
Pendidikan yang ada disana. Sebagai pendidik, salah satu elemen
yang terlibat langsung dalam Pendidikan, Nagaimanakah kita harus bertindak?
Sudahkah selama ini kita optimal dalam memberikan pelayanan Pendidikan kepada
peserta didik? Apakah metode dan cara kita mendidik sudah sesuai? Peserta didik
yang lambat menerima pembelajaran, Pengelolaan kelas yang kurang maksimal.
Begitu banyak pertanyaan jika kita membedah dengan lebih detail lagi.
Dibalik dengan segudang pertanyaan yang selalu ada dalam
hati dan terngiang di sisi pendidik, mari bersama-sama berusaha dan mencari
solusi agar Pendidikan yang ada di Indonesia semakin hari semakin membaik.
Pendidikan bukanlah usaha yang bisa dilakukan oleh perseorangan. Diperlukan
sebuah sinergi dan kolaborasi bersama.
Salah satu solusi dan jawaban yang dilakukan Pemerintah
Indonesia melalui Kemendikbud mengajak para guru-guru terbaik bangsa untuk
menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia dengan mendaftar menjadi
Guru Penggerak. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong
tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada
murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila ( https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak). Sebuah perubahan, suatu
transformasi di unsur Pendidikan yang berorientasi pada peserta didik. Mencetak
generasi Emas yang berkarakter dan Berbudaya yang berpijak dari filosifi Ki
Hajar Dewantara. Kita ketahui bersama bahwa Ki Hajar Dewantara adalah salah
satu tokoh Pendidikan Ternama di Indonesia.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK)
Iwan Syahril mengatakan program guru penggerak dituntut untuk berfokus pada
pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik. "Guru penggerak ini dengan suci
hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba
pada sang anak,”. Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota masyarakat”. Kata kunci yang bisa kita petik adalah dua
unsur selamat dan bahagia. Jika dilihat dari makna katanya
selamat artinya terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari
bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan;
kerusakan, dan sebagainya. Sedangkan bahagia artinya keadaan atau perasaan
senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) ( https://kbbi.web.id/ ). Konsep menuntun akan mengajak atau
mengarahkan siswa yang jika diibaratkan sebuah kertas yang masih kosong melalui
Pendidikan kita tebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk
menjadi manusia seutuhnya. Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara berikutnya
adalah Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis)
antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat”
(KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3). Ada peran pendidik
yang tidak hanya mencekoki peserta didik dengan segudang teori tanpa ada
pengaplikasian berupa tingkah laku, harus ada pembiasaan untuk melakukan
perubahan atau perilaku yang baik dalam kehidupan nyata. Tujuan tak lain adalah
untuk menciptakan Pelajar Pancasila.
Lingkungan menjadi andil suksesnya Pendidikan. Melalui Tri
Pusat Pendidikan yaitu, pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di
lingkungan sekolah/ perguruan, pendidikan di lingkungan masyarakat niscaya
Amanah dari Pendidikan itu akan lebih cepat terwujud. Orang tua mengambil
posisi untuk mampu memberikan contoh dari kebiasaan-kebiasaan yang sering
dilakukan di lingkungan rumah. Lingkungan sekolah atau perguruan juga akan
memberikan peranan dimana peserta didik akan menjalankan kegiatan-kegiatan
pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan
hidup baik didalam kelas maupun diluar kelas. Dan tak kalah penting di
lingkungan masyarakat , interaksi yang terjadi antara individu yang terkait
dengan kearifan lokal yang ada di daerah sekitar akan mengajarkan pembiasaan
dan membangun kecakapan pengembangan hidup pada peserta didik.
Di lingkungan sekolah sudah pasti tenaga pendidik yang
memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan Pendidikan kepada peserta didik.
Proses pemberian Pendidikan hendaknya bersifat merdeka, tanpa ada paksaan dan
tekanan. Teknik mengajar dengan metode sistem among berarti
mengajar dengan cara terbuka, kasih sayang, bebas, dan melindungi siswa dengan
kesejukan dan kenyamanan pikiran. Dibutuhkan metode khusus yang menyulap
pembelajaran serius terasa ringan dengan menyisipkan pola “bermain”. Mungkin
istilah saya “Santai tapi Serius yang pasti membuat Smart”. Mencerdaskan
kehidupan bangsa tak cukup berbekal sistem among. Trilogi Pendidikan yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara menjadi panutan bagaimana seharusnya mendidik.
Ing ngarsa sung tuladha (dimuka memberi contoh), ing madya mangun karsa (di
tengah membangun cita-cita), dan tut wuri handayani (mengikuti dan
mendukungnya) akan melahirkan calon pemimpin bangsa yang berkarakter.
Dilihat dari sudut pandang kearifan lokal mampu mendidik para generasi muda banyak hal, mulai dari karakter yang sangat relevan dengan pelajar Pancasila. Di Bali salah satu kearifan lokal yang terkenal “Ngayah”. Jika dilihat dari makna katanya “Ngayah” istilah bagi seseorang ataupun kelompok yang bekerja dengan tulus ikhlas tanpa mendapatkan imbalan secara material (www.wikipedia.com ). Kemudian apabila dlihat makna esensial dari ngayah adalah tulus ikhlas, tanpa paksaan. Pendidikan pun juga memiliki filosofi yang sama. Merdeka belajar, memberikan kebebasan/kemerdekaan tanpa paksaan. Penanaman karakter juga bisa dilihat dari budaya ngayah tersebut seperti gotong royong dan kreatif.
Segala bentuk sinergi yang terjalin demi terwujudnya Pendidikan
yang berkualitas. Pendidikan merupakan sarana dalam mencapai pembaharuan dan
berkembang sesuai dengan kodrat keadaan
alam maupun zaman. Terlebih dengan situasi sekarang, perkembangan teknologi
yang pesat akan menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran Abad 21.
Ditambah dengan “Merdeka Belajar”, yang merupakan kebebasan berpikir dan
kebebasan berinovasi. Merdeka belajar memfokuskan pada kebebasan untuk belajar
dengan mandiri dan kreatif. Guru juga diharapkan menjadi penggerak untuk
mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta
didik. Dengan berbekal potensi peserta didik yang beraneka ragam serta
memandang setiap peserta didik unik dengan berbagai macam intelektual yang
dimilikinya.
Apa
yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya
mempelajari modul 1.1?
Selama
pembelajaran saya percaya ada murid pintar dan bodoh. Tolak ukur keberhasilan
dalam suatu pembelajaran dinilai dari sebuah angka. Terlepas meraka akan mampu
mengaplikasikan teori yang saya berikan di kehidupan nyata. Orientasi akan lebih
terarah pada ketuntasan kurikulum. Mengajar itu lebih tepat, tanpa menuntun,
membimbing serta mengarahkan.
Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?
Pola
mendidik yang harus diubah, metode among yang berazaskan Trilogi Pendidikan
harus dipahami dan diaplikasikan dengan maksimal. Jadikan pembelajaran yang
merdeka. Peserta didik datang ke sekolah bukan karena suatu paksaan dan
keharusan. Munculkan kesadaran diri peserta didik bahwa datang ke sekolah untuk
belajaran yang menyenangkan, tidak ada lagi kata terintimidasi. Yakinkan diri
peserta didik bahwa mereka merupakan insan yang unik dengan keberagaman potonsi
yang dimiliki, mari kita gali potensi mereka melalui pembelajaran holistik sehinggan tercipta hubungan yang terbuka dan
kolaboratif antara pendidik dan peserta didik.
Apa
yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan
pemikiran KHD?
Konsep Merdeka akan saya terapkan. Proses menggali bakat dan minat peserta didik melalui assesmen diagnosis awal, menciptakan kolaborasi dengan para orang tua, menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dan diakhir proses evaluasi serta tak lupa siap menerima feedback dari peserta didik.
0 comments:
Post a Comment